Pewarta : Antonius Juang Saksono
Kunci-Paroki
Sambiroto (9/8) Mendengar kata nggajuli dalam
pengertian bahasa Jawa merupakan tindakan mendendang bertubi-tubi, tetapi
jangan berpengertian seperti itu. Nggajuli dalam pengertian positif merupakan
tindakan menggantikan tugas sebagai pelayan gereja yang dilakukan oleh tiga
seminaris Menengah Petrus Kanisius Mertoyudan Magelang yang lagi libur belajar.
Mereka adalah
Lardus Arya Pandu (Pandu), Bonaventura Gradiyanto (Bona) & Nando yang ikut
ambil bagian dalam kegiatan gereja sahari-hari karena pada saat itu Koster
Andre lagi mudik lebaran. Saat Kunci meminta untuk bercerita tentang pendapat dan pengalamannya menanggapi
panggilanNya, ia berkomentar sebagai berikut; Pandu merasa panggilan itu datang
dengan tiba-tiba dan niat itu terus diwujudkan dengan mendaftar sebagai siswa
atau seminaris Seminari Mertoyudan setelah tinggal disana salah satu kegiatan
rutin yang membuat dirinya nyaman adalah misa harian, pernah pas pulang ga ikut
misa harian sekali rasanya ada yang kurang. Saat liburan di Gereja Sambiroto dititipi
tugas koster karena mas Andre pulang mudik, Walaupun di seminari baru tiga minggu yang didapatkan
yang utama sih bisa membaur karena dulu dia agak kuper (kurang pergaulan), di
sana kegiatannya padat dan ga sempat mikir lawan jenis, selain bapak dan ibu
saudara juga mendukung penuh dengan doa dan harapan untuk dapat menyelesaikan
belajarnya. Demikian halnya dengan Nando, pertama ia menanggapi panggilannya
cuman ingin wae gitu, ingin jadi romo ternyata kelas nol selama satu bulan
diseminari rasanya bahagia dapat melayani, dan sekarang sudah kelas satu, yang
membedakan dirinya dengan teman lain yang tidak diseminari adalah Nando
merasa semakin bertanggungjawab, tertib disiplin
dan peka. Walaupun waktu meninggalkan orang tua ia merasa kawatir tetapi selama
satu tahun orang tua ditingal baik-baik saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar