Minggu, 15 September 2013

PERISTIWA

PERISTIWA
No. 1 : 15 April 2013.

Gereja yang Bertumbuh

Sekitar tahun 1984, datanglah mBah Djojosoekarto, seorang tokoh umat katolik yang berasal dari paroki Santa Maria Fatima, Magelang. Demikianlah sepenggal kalimat yang ditulis oleh tokoh umat yang bernama Robertus A. Marsudi (alm.) dalam Buku Kenangan Peresmian Gereja St. Petrus Sambiroto : Gereja Awam yang Bersaksi (Juli 2004, hal. 25).
      Di dalam tulisannya, Pak Marsudi, demikian dia akrab disapa, mengisahkan tentang dinamika yang terjadi pada awal “pergerakan” umat cikal bakal komunitas Gereja Santo Petrus Paroki Administratif Sambiroto. Beberapa umat katolik berkumpul di ruang kecil Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Kartini di komplek Perumahan Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS). Hasil pertemuan itu adalah terbentuknya lingkungan baru, kedungmundu, di bawah naungan Gereja Mater Dei Lampersari. Nama pelindungnya: Santo Petrus.
       Tahun 1985, sesudah tanah wakaf milik Pak Hidayat di Jl. Nilam Perumahan Salak Utama resmi diserahkan, dibentuklah Panitia Pembangunan Gedung Serbaguna. Bangunan ini akan digunakan untuk menampung kegiatan umat katolik lingkungan Santo Petrus Kedungmundu. Bangunan dimaksud selesai tahun 1986.
       Menurut catatan yang dibuat oleh Kelompok Thomas Aquinas ada masa cukup lama bangunan ini “ditinggalkan.” Catatan tersebut dimuat di dalam Buku Kenangan Peresmian Gereja St Petrus Sambiroto begini, “Sesudah dua atau tiga tahun bangunan serbaguna yang kemudian dikenal sebagai kapel Santo Petrus, mengalami kekosongan fungsi, yaitu sekitar tahun 1988 sampai dengan tahun 1992 (hal. 15).
       Misa kudus perdana pada hari Minggu diselenggarakan pada Juli 1994 oleh Romo Al. Hantara, Pr.
     Waktu itu lingkungan yang ada baru tiga, yaitu Sambiroto, Mangunharjo, dan Bukit Kencana. Jumlah umat terus mengalami pertumbuhan, terutama dengan bergabungnya 7 lingkungan eks Paroki Santo Paulus Sendangguwo pada tahun 1995.
       Data umat saat ini adalah: jumlah umat 1097 KK dengan 3.572 jiwa, jumlah lingkungan 21 yang terkoordinasi dalam 6 wilayah (data Desember 2012).
       Pada awal tahun 2013 muncul tiga lingkungan baru hasil pemekaran dari lingkungan lama, yaitu: Lingkungan Sendang Asri (pemekaran dari Lingkungan Kini Jaya), Lingkungan Mangunharjo 2 (pemekaran dari Lingkungan Mangunharjo menjadi Mangunharjo 1 dan Mangunharjo 2),, dan Lingkungan Taman Bukit Asri (pemekaran dari Lingkungan Bukit Duren Indah).
       Gereja kita adalah Gereja yang terus bertumbuh. Terus, sampai selamanya. **


Penuh Syukur
Kita merasa bersyukur karena telah memiliki sebuah bangunan gereja dan gedung pastoran yang megah sebagai sarana pelayanan kepada seluruh umat. Juga syukur memperingati ulang tahun pertama status Gereja kita sebagai Paroki Administratif.
        Ungkapan rasa syukur tersebut disampaikan dalam misa kudus pada Minggu, 24/2/2013 yang dipimpin oleh Uskup Agung Semarang, Mgr Yohanes Pujasumarta, Pr sebagai selebran utama didampingi oleh tiga pastor selebran yaitu Romo St Heruyanto Pr, Romo B Rusmanto Pr dan Romo Fx Agus Suryono Gunadi Pr. Dalam kesempatan yang sama Bapa Uskup juga berkenan melantik Pengurus Dewan Paroki Administratif Santo Petrus Sambiroto masa tugas 2013-2016.
Bapa Uskup mengajak seluruh umat yang hadir dalam perayaan tersebut untuk bersyukur kepada Tuhan atas semua yang telah kita terima. Karena semua pencapaian ini bukan prestasi manusia semata melainkan karena berkat campur tangan Allah yang Maha Baik.
Kita merasa bahagia seperti yang dirasakan oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes ketika memperoleh penampakan di Gunung Tabor. Peristiwa tersebut menjadi kesaksian bagi ketiga rasul itu dan bagi kita semua bahwa “Yesus adalah Anak Allah” dan kita diingatkan selalu untuk mendengarkan sabdaNya.
Menurut Bapa Uskup, kesempatan ini sungguh istimewa karena kita berada di dalam tahun iman, masa pra-Paskah, dan momentum pengunduran diri Bapa Suci Paus Benedictus XVI pada 28 Februari 2013. Kita diajak beradorasi mulai 28 Februari 2013 itu sampai terpilihnya paus yang baru. Semoga daya kekuatan iman akan Yesus yang kita miliki menjadikan segala sesuatu menjadi bermakna bagi kehidupan.
Kita bersyukur karena boleh mengalami proses yang berlangsung relatif lama untuk mempersiapkan pembangunan fisik gereja. Sebuah proses yang telah menjadikan umat kita: tua-muda, laki-perempuan, kaya-miskin menjadi satu komunitas yang solid, memiliki cita-cita yang sama. Sebuah modal berharga untuk terus berjuang bersama dalam peziarahan ke depan, dalam merawat dan mengembangkan Gereja kita sebagai persekutuan umat beriman. **


No. 1 : 15 April 2013.
Status Paroki Administratif
Status Paroki Administratif telah dikukuhkan melalui Surat Keputusan Pendirian Paroki oleh Uskup Keuskupan Agung Semarang, Mgr. Yohanes Pujasumarta Pr, Nomor 0026/B/I/b-68a/12, tanggal 22 Februari 2012. Karena itu misa kudus yang dipimpin oleh Bapa Uskup pada Minggu 24/2/2013 lalu juga merupakan peringatan hari jadi kedua status Paroki Administratif Gereja Santo Petrus Sambiroto.
Surat Keputusan (SK) tersebut dikeluarkan berdasarkan antara lain, 1) visitasi Tim Visitasi Keuskupan Agung Semarang bersama Romo Paroki dan Dewan Paroki Mater Dei Lampersari yang dilakukan pada 4/12/2011, 2) jumlah umat yang mencapai 3.753 jiwa, 3) tersedianya sarana berupa gedung gereja, pastoran, kantor pelayanan sekretariat dan ruang pertemuan umat.

Namun apakah status tersebut berpengaruh terhadap kehidupan menggereja? Jawabannya secara langsung tidak. Status Paroki hanya berkaitan dengan penyelenggaraan administrasi Gereja, hubungannya dengan Gereja induk. Dan kehidupan menggereja sama sekali tidak terganggu dengan administrasi ini, apapun status paroki kita.  

Penasaran dengan kelanjutannya bisa Download Disini atau Download sini bisa atau Disini apalagi bisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar