PERISTIWA
No.
1 : 15 April 2013.
Gereja
yang Bertumbuh
Sekitar
tahun 1984, datanglah mBah Djojosoekarto, seorang tokoh umat katolik yang
berasal dari paroki Santa Maria Fatima, Magelang. Demikianlah sepenggal kalimat
yang ditulis oleh tokoh umat yang bernama Robertus A. Marsudi (alm.) dalam Buku
Kenangan Peresmian Gereja St. Petrus Sambiroto : Gereja Awam yang Bersaksi (Juli
2004, hal. 25).
Di dalam tulisannya, Pak Marsudi,
demikian dia akrab disapa, mengisahkan tentang dinamika yang terjadi pada awal
“pergerakan” umat cikal bakal komunitas Gereja Santo Petrus Paroki
Administratif Sambiroto. Beberapa umat katolik berkumpul di ruang kecil Sekolah
Taman Kanak-Kanak (TK) Kartini di komplek Perumahan Yayasan Sosial
Soegijapranata (YSS). Hasil pertemuan itu adalah terbentuknya lingkungan baru,
kedungmundu, di bawah naungan Gereja Mater Dei Lampersari. Nama pelindungnya:
Santo Petrus.
Tahun 1985, sesudah tanah wakaf milik
Pak Hidayat di Jl. Nilam Perumahan Salak Utama resmi diserahkan, dibentuklah Panitia
Pembangunan Gedung Serbaguna. Bangunan ini akan digunakan untuk menampung
kegiatan umat katolik lingkungan Santo Petrus Kedungmundu. Bangunan dimaksud
selesai tahun 1986.
Menurut catatan yang dibuat oleh
Kelompok Thomas Aquinas ada masa cukup lama bangunan ini “ditinggalkan.”
Catatan tersebut dimuat di dalam Buku Kenangan Peresmian Gereja St Petrus
Sambiroto begini, “Sesudah dua atau tiga tahun bangunan serbaguna yang kemudian
dikenal sebagai kapel Santo Petrus, mengalami kekosongan fungsi, yaitu sekitar
tahun 1988 sampai dengan tahun 1992 (hal. 15).
Misa kudus perdana pada hari Minggu
diselenggarakan pada Juli 1994 oleh Romo Al. Hantara, Pr.
Waktu itu lingkungan yang ada baru tiga,
yaitu Sambiroto, Mangunharjo, dan Bukit Kencana. Jumlah umat terus mengalami
pertumbuhan, terutama dengan bergabungnya 7 lingkungan eks Paroki Santo Paulus
Sendangguwo pada tahun 1995.
Data umat saat ini adalah: jumlah umat
1097 KK dengan 3.572 jiwa, jumlah lingkungan 21 yang terkoordinasi dalam 6
wilayah (data Desember 2012).
Pada awal tahun 2013 muncul tiga
lingkungan baru hasil pemekaran dari lingkungan lama, yaitu: Lingkungan Sendang
Asri (pemekaran dari Lingkungan Kini Jaya), Lingkungan Mangunharjo 2 (pemekaran
dari Lingkungan Mangunharjo menjadi Mangunharjo 1 dan Mangunharjo 2),, dan
Lingkungan Taman Bukit Asri (pemekaran dari Lingkungan Bukit Duren Indah).
Gereja kita adalah Gereja yang terus
bertumbuh. Terus, sampai selamanya. **
Penuh
Syukur
Kita
merasa bersyukur karena telah memiliki sebuah bangunan gereja dan gedung
pastoran yang megah sebagai sarana pelayanan kepada seluruh umat. Juga syukur
memperingati ulang tahun pertama status Gereja kita sebagai Paroki
Administratif.
Ungkapan rasa syukur tersebut disampaikan
dalam misa kudus pada Minggu, 24/2/2013 yang dipimpin oleh Uskup Agung
Semarang, Mgr Yohanes Pujasumarta, Pr sebagai selebran utama didampingi oleh
tiga pastor selebran yaitu Romo St Heruyanto Pr, Romo B Rusmanto Pr dan Romo Fx
Agus Suryono Gunadi Pr. Dalam kesempatan yang sama Bapa Uskup juga berkenan
melantik Pengurus Dewan Paroki Administratif Santo Petrus Sambiroto masa tugas
2013-2016.
Bapa
Uskup mengajak seluruh umat yang hadir dalam perayaan tersebut untuk bersyukur
kepada Tuhan atas semua yang telah kita terima. Karena semua pencapaian ini
bukan prestasi manusia semata melainkan karena berkat campur tangan Allah yang
Maha Baik.
Kita
merasa bahagia seperti yang dirasakan oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes ketika
memperoleh penampakan di Gunung Tabor. Peristiwa tersebut menjadi kesaksian
bagi ketiga rasul itu dan bagi kita semua bahwa “Yesus adalah Anak Allah” dan
kita diingatkan selalu untuk mendengarkan sabdaNya.
Menurut
Bapa Uskup, kesempatan ini sungguh istimewa karena kita berada di dalam tahun iman,
masa pra-Paskah, dan momentum pengunduran diri Bapa Suci Paus Benedictus XVI
pada 28 Februari 2013. Kita diajak beradorasi mulai 28 Februari 2013 itu sampai
terpilihnya paus yang baru. Semoga daya kekuatan iman akan Yesus yang kita
miliki menjadikan segala sesuatu menjadi bermakna bagi kehidupan.
Kita
bersyukur karena boleh mengalami proses yang berlangsung relatif lama untuk
mempersiapkan pembangunan fisik gereja. Sebuah proses yang telah menjadikan
umat kita: tua-muda, laki-perempuan, kaya-miskin menjadi satu komunitas yang
solid, memiliki cita-cita yang sama. Sebuah modal berharga untuk terus berjuang
bersama dalam peziarahan ke depan, dalam merawat dan mengembangkan Gereja kita
sebagai persekutuan umat beriman. **
No. 1 : 15 April 2013.
Status Paroki Administratif
Status Paroki Administratif telah
dikukuhkan melalui Surat Keputusan Pendirian Paroki oleh Uskup Keuskupan Agung
Semarang, Mgr. Yohanes Pujasumarta Pr, Nomor 0026/B/I/b-68a/12, tanggal 22
Februari 2012. Karena itu misa kudus yang dipimpin oleh Bapa Uskup pada Minggu
24/2/2013 lalu juga merupakan peringatan hari jadi kedua status Paroki
Administratif Gereja Santo Petrus Sambiroto.
Surat Keputusan (SK) tersebut
dikeluarkan berdasarkan antara lain, 1) visitasi Tim Visitasi Keuskupan Agung Semarang
bersama Romo Paroki dan Dewan Paroki Mater Dei Lampersari yang dilakukan pada
4/12/2011, 2) jumlah umat yang mencapai 3.753 jiwa, 3) tersedianya sarana
berupa gedung gereja, pastoran, kantor pelayanan sekretariat dan ruang
pertemuan umat.
Namun apakah status tersebut berpengaruh
terhadap kehidupan menggereja? Jawabannya secara langsung tidak. Status Paroki
hanya berkaitan dengan penyelenggaraan administrasi Gereja, hubungannya dengan
Gereja induk. Dan kehidupan menggereja sama sekali tidak terganggu dengan
administrasi ini, apapun status paroki kita.
Penasaran dengan kelanjutannya bisa Download Disini atau Download sini bisa atau Disini apalagi bisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar